Aku..
akui kesalah pahaman
ego tingkat tinggi tuk tidak
saling menerima
mengerti
dan meminta maaf
dapat merusak
memperparah keadaan
yang hendak tumbang
Aku...
mencoba mencari
apa makna pengertian
dan saling menerima itu
jika keadaan itu
keadaan yang indah
bahkan lebih indah dari
kuku-kupu
hilang terkubur dalam
tak berujung Dan
Aku...
berharap kesalah pahaman
ego tingkat tinggi tuk tidak
saling menerima
mengerti
dan meminta maaf itu
pergi sejauh mungkin
tak namapakan dirinya lagi karena
Aku...
pasti rindu
keadaan itu
keadaan yang indah
yang melebihi kupu-kupu
Senin, Februari 22, 2010
Senin, Agustus 10, 2009
Dilema Kumbang
Maaf aku bungaku...
entah kapan aku siap menghapirimu
menjadi halal untukmu
membelaimu
menghisap manis madumu
maafkan aku bungaku...
aku telah membuatmu
menunggu
tiada pasti
di sini sendiri
maafkan aku bungaku...
membuatmu malu
sempat layu
menantiku
maafkan aku bungaku...
aku harus melepasmu
ketika kusadar aku
siapa aku bukan untukmu
yang pantas untuk kau tunggu
maafkan aku bungaku...
pergilah jauh dariku
aku tak ingin kau
jatuh dalam nista
bersamaku
Bungaku...
aku rela melihatmu
pergi lalu bersemi
bersama kumbang yang pasti
meraih mimpi
entah kapan aku siap menghapirimu
menjadi halal untukmu
membelaimu
menghisap manis madumu
maafkan aku bungaku...
aku telah membuatmu
menunggu
tiada pasti
di sini sendiri
maafkan aku bungaku...
membuatmu malu
sempat layu
menantiku
maafkan aku bungaku...
aku harus melepasmu
ketika kusadar aku
siapa aku bukan untukmu
yang pantas untuk kau tunggu
maafkan aku bungaku...
pergilah jauh dariku
aku tak ingin kau
jatuh dalam nista
bersamaku
Bungaku...
aku rela melihatmu
pergi lalu bersemi
bersama kumbang yang pasti
meraih mimpi
By: Pebri
Ruang Kerja
06 Agustus 2009 jam 21:23
Ruang Kerja
06 Agustus 2009 jam 21:23
Kamis, Juni 18, 2009
Khilaf berbuah bui
"Mpeb, dah dapet kabar tentang Putra lom?!." tanya Yano kepadaku via facebook.
"Lom, emang ada apa dengan dia"
"Dia, masuk bui" lanjutnya
"Serius. Kok bisa, memang kenapa?!."
"Dia membunuh"
"Ah, pasti kau bercanda, iya kan?!." tanyaku tak percaya
"Serius. Aku gak bohong kok. Kalo kau tak percaya silahkan baca di koran or cari di internet pasti ada" Yano meyakinkanku.
Ia mengirimkan judul beritanya.
Aku pun penasaran. Aku meninggalkan Yano di room facebook.
Jari-jemariku menari di atas keyboard. Mataku nanar mencari yang dimaksud Yano.
Satu-persatu aku buka file yang terkait. Hatiku masih terganjal sesuatu, masih tak percaya. Rasa penasaranku terhadap berita itu membuatku sedikit mengabaikan kerjaanku demi mengetahui kebenarannya. Tak lehah jari menari dan mata menerawang kata yang tampak.
Setengah jam lebih aku menarikan jemari ini. Hingga akhirnya mata dihadang oleh sebuah artikel yang sebenarnya judulnya tak cukup menarik. Aku terperangah kaget setelah membaca isinya. Berjuta tanya menghampiri. Aku tak menyangka. Aku coba yakinkan lagi diriku. Aku buka lagi room facebookku.
"No, benar apa itu Putra?!. Kan di dunia ini banyak orang yang namanya Putra." tanyaku pada Yano
"Benar. Kalo di surat kabar ada gambarnya kok."
Mendengar keterangan Yano, bibirku hanya membulat. Aku mengangguk-anggukan kepala mulai paham. Hati tetap tak percaya namun fakta sudah berbicara. Putra seseorang yang pendiam, ramah, baik, dan pernah menjadi sahabat baikku waktu sekolah menengah kini berubah menjadi orang yang tega. Dengan khilafnya, ia berani menghabisi nyawa orang lain.
Dalam hati aku berharap, setelah keluar nanti dia akan jera. Tak mengulangi kesalahan yang sama.
Ya Rabb...
Ingatkan aku
sebelum Khilafku datang
jadikan aku
hamba_Mu yang dapat
menjaga khilaf dan hatinya
Pebri
Bta, Ruang kerja.
Selasa, June 23, 2009
"Lom, emang ada apa dengan dia"
"Dia, masuk bui" lanjutnya
"Serius. Kok bisa, memang kenapa?!."
"Dia membunuh"
"Ah, pasti kau bercanda, iya kan?!." tanyaku tak percaya
"Serius. Aku gak bohong kok. Kalo kau tak percaya silahkan baca di koran or cari di internet pasti ada" Yano meyakinkanku.
Ia mengirimkan judul beritanya.
Aku pun penasaran. Aku meninggalkan Yano di room facebook.
Jari-jemariku menari di atas keyboard. Mataku nanar mencari yang dimaksud Yano.
Satu-persatu aku buka file yang terkait. Hatiku masih terganjal sesuatu, masih tak percaya. Rasa penasaranku terhadap berita itu membuatku sedikit mengabaikan kerjaanku demi mengetahui kebenarannya. Tak lehah jari menari dan mata menerawang kata yang tampak.
Setengah jam lebih aku menarikan jemari ini. Hingga akhirnya mata dihadang oleh sebuah artikel yang sebenarnya judulnya tak cukup menarik. Aku terperangah kaget setelah membaca isinya. Berjuta tanya menghampiri. Aku tak menyangka. Aku coba yakinkan lagi diriku. Aku buka lagi room facebookku.
"No, benar apa itu Putra?!. Kan di dunia ini banyak orang yang namanya Putra." tanyaku pada Yano
"Benar. Kalo di surat kabar ada gambarnya kok."
Mendengar keterangan Yano, bibirku hanya membulat. Aku mengangguk-anggukan kepala mulai paham. Hati tetap tak percaya namun fakta sudah berbicara. Putra seseorang yang pendiam, ramah, baik, dan pernah menjadi sahabat baikku waktu sekolah menengah kini berubah menjadi orang yang tega. Dengan khilafnya, ia berani menghabisi nyawa orang lain.
Dalam hati aku berharap, setelah keluar nanti dia akan jera. Tak mengulangi kesalahan yang sama.
Ya Rabb...
Ingatkan aku
sebelum Khilafku datang
jadikan aku
hamba_Mu yang dapat
menjaga khilaf dan hatinya
Pebri
Bta, Ruang kerja.
Selasa, June 23, 2009
Jumat, Juni 12, 2009
Sobat, tabahkan hatimu
Malam itu...
tak ada yang kuasa
melawan kuasa-Nya
mengutus malakat-Nya
menjumput umat-Nya
Malam itu...
tak ada yang kuasa
menahan derai
tangis di pipi
meluapkan duka
Malam itu...
tak ada yang kuasa
ketika ia tiada
tak ada kata
mengembalikannya ke dunia
Malam itu...
tak banyak kata
dari setiap yang ada
hanya kata tabah datang menyapa
Malam itu...
semua berduka
atas kepergiannya
Sobat tabahkan hati
jangan kau larut dalam sedihmu
do'akanlah ayahmu
tak hanya disini kalian bertemu
insya allah disana ada
tempat untuk kalian bertemu
memadu kasih yang tertunda
dedicated to My Friend "Aries Tianto"
By: Pebri
tak ada yang kuasa
melawan kuasa-Nya
mengutus malakat-Nya
menjumput umat-Nya
Malam itu...
tak ada yang kuasa
menahan derai
tangis di pipi
meluapkan duka
Malam itu...
tak ada yang kuasa
ketika ia tiada
tak ada kata
mengembalikannya ke dunia
Malam itu...
tak banyak kata
dari setiap yang ada
hanya kata tabah datang menyapa
Malam itu...
semua berduka
atas kepergiannya
Sobat tabahkan hati
jangan kau larut dalam sedihmu
do'akanlah ayahmu
tak hanya disini kalian bertemu
insya allah disana ada
tempat untuk kalian bertemu
memadu kasih yang tertunda
dedicated to My Friend "Aries Tianto"
By: Pebri
Langganan:
Postingan (Atom)